Islam Rahmatan lil 'Alamin Sebagai Model Pendidikan Islam || BLC Telkom Klaten
A. Pendahuluan
Assalamu'alaikum Wr. Wb, pada kali ini Saya akan laporan hasil kerja hari ini yaitu "Berdiskusi tentang Islam Rahmatan lil 'Alamin Sebagai Model Pendidikan Islam". Berikut adalah laporannya.
a. Pengertian
Islam adalah agama yang Rahmatan lil 'Alamin. Pernyataan ini sangat sering dikemukakan sebagai pemahaman bahwa Islam adalah agama rahmah, kasih sayang terhadap sesama manusia dan alam semesta serta kontra terhadap kekerasan dan agresivitas terhadap sesama manusia dan alam semesta.
b. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama Rahmatan Lil’alamin. Dimana ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam segala ruang lingkupnya, tidak memandang ras, suku, warna kulit maupun kebangsaan serta bisa saling melengkapi.
B. Maksud dan Tujuan
Berdiskusi tentang Islam Rahmatan lil 'Alamin agar Kita dapat memberikan manfaat bagi semua manusia, hewan dan makhluk lain serta bisa saling melengkapi.
C. Batasan dan Ruang Lingkup Pekerjaan
Berdiskusi tentang Islam Rahmatan lil 'Alamin sebagai model pendidikan Islam.
D. Target dan Hasil yang diharapkan
Agar Kita bisa mengimplementasikan Islam Rahmatan lil 'Alamin.
E. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
- Literasi
- Mengajukan pendapat/argumen
F. Alat dan Bahan
- Laptop
- Internet
G. Target Waktu
Waktu : 08.00 - 16.00
H. Tahapan Pelaksanaan
Konsep Islam Rahmatan lil 'Alamin diambil dari Al-Qur'an surah al-Ambiya' ayat 107 yang berbunyi:
وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya:
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."
Ayat tersebut ditafsirkan oleh Ahmad Musthafa al-Maragy yang artinya sebagai berikut: Yakni tidaklah aku mengutus engkau Muhammad dengan alQur’an ini dan yang serupa dengan itu berupa syari’at dan hukum yang menjadi pedoman kehidupan bahagia di dunia dan akhirat, melainkan sebagai rahmat dan petunjuk bagi kehidupan mereka di dunia dan akhirat.
Kepribadian Nabi Muhammad SAW yang mulia itu tentu saja menjadi rahmat bagi orang yang meneladaninya, memahami, menghayatinya dalam kehidupannya sehari-hari. Yaitu bagi orang yang berakhlak dengan akhlak rasulullah. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT yang berbunyi:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya :
"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."
Berkaitan dengan ayat di atas terdapat beragam perilaku yang ditampilkan pengikutnya guna meneladani Nabi Muhammad SAW. Sebagian besar dengan cara membacakan shalawat dan salam kepadanya. Namun orang yang membawa shalawat dan salam ini tujuannya untuk menghormati dan mendapatkan syafa’at (pertolongan) pada hari kiamat, sementara akhlak dan perilaku bertentangan dengan akhlak Rasulullah SAW. Hal yang demikian itu tidak akan efektif, karena sifatnya sangat transaksional, dan tidak memiliki dampak positif bagi perbaikan moral. Mengikuti pribadi dan sepak terjang perjuangan Rasulullah SAW itu akan membawa rahmat, karena di dalam kepribadianRasulullah itu terdapat hal-hal yang membawa kemajuan sebagai berikut.
Pertama
Unsur rasionalitas. Maksudnya adalah bahwa keberhasilan Rasulullah dalam perjuananya bukan semata-mata karena beliau seorang Rasul, dekat dan dicintai oleh Allah, lantas apa saja, sekalipun tidak masuk akal, tanpa ada usaha keras, kemudian berhasil. Ingat bahwa Rasulullah SAW saat menyebarkan Islam Kita tahu usaha keras Beliau seperti apa, dan Baginda Rasul juga tidak lupa untuk senantiasa berdo'a kepada Allah SWT. Ada pepatah yang mengatakan do'a tanpa usaha bohong dan usaha tanpa do'a sombong. Dari situ Kita bisa ambil kesimpulan bahwa Kita harus berjuang keras jika Kita ingin apa yang Kita inginkan itu tercapai dan jangan lupa untuk berdo'a.
Kedua
Unsur kecerdasan. Maksudnya adalah bahwa ketauladan nabi Muhammad Saw yang dapat membawa rahmat bagi yang mengikutinya adalah adanya unsur kecerdasan. Yaitu suatu kemampuan intelektual dan intelegensi dalam ketepatan menganalisa dan mengambil kesimpulan atau keputusan yang tepat dan akurat yang terkadang tidak bisa dicapai oleh kebanyakan otak yang lain. Dari unsur kecerdasan Beliau Kita bisa ambil contoh sebelum Kita mengambil keputusan, Kita harusnya menganalisa terlebih dahulu.
Ketiga
Unsur keseimbangan antara hati (heart) berupa spiritualitas dan moral; akal pikiran-wawasan intelektual (head), dan unsur kemampuan teknis (hand). Perpaduan ini juga terjadi dalam setiap pengambilan keputusan. Yakni apa yang akan diucapkan oleh lisan dikordinasikan lebih dahulu dengan akal pikiran; dan dipertimbangkan lebih dahulu dengan hati nurani. Jika sudah cocok, barulah keputusan tersebut diambil. Contohnya sebelum Kita berbicara dengan seseorang Kita harus menggunakan akal pikiran Kita terlebih dahulu jika rasa itu cocok Kita harus pertimbangkan lagi dengan hati nurani Kita.
Keempat
Unsur komprehensif, bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW menyentuh semua aspek kehidupan yang ada di Hadits maupun Al-Qur'an. Contoh mulai dari hal kecil seperti adab masuk ke kmar mandi saja Kita diajarkan oleh Beliau. Dari situ Kita bisa simpulkan betapa besar rasa kasih sayang Beliau dengan umatnya.
I. Kesimpulan yang didapatkan
Dari empat hal tersebut di atas, seseorang dapat bekata, bahwa kehadiran Nabi Muhammad SAW adalah memberi rahmat bagi seluruh alam. Namun rahmat yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW diperoleh bukan dengan cara mengagumi atau memuliakannya saja seperti dengan membaca shalawat atau meminta syafa’at, tetapi yang terpenting adalah melakukan kerja keras, bekerja sesuatu aturan, kreatif, inovatif, dinamis dan progressif. Dengan demikian, rahmat yang diperoleh dari Nabi Muhammaf SAW harus memberi dampak bagi timbul etos kerja, kreatifitas dan berusaha sungguh-sungguh.
J. Referensi
- ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN sebagai MODEL PENDIDIKAN ISLAM.pdf
Posting Komentar untuk "Islam Rahmatan lil 'Alamin Sebagai Model Pendidikan Islam || BLC Telkom Klaten"